BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wahyu adalah merupakan pembahasan yang
sangat penting untuk dibahas, sehingga terbukti pada masa ke kinian banyak yang
membahas dan mengkaji perrsoalan wahyu tersebut, baik dari kalangan ulama
klasik, bahkan ulama modern kontemporer.
Disisi
lain, penurunan wahyu dengan melalui
berbagai cara dan tahapan ternyata memiliki urgensi dan signifikansinya
sendiri, bukan sekedar menunjukkan kemukjizatan sastrawi kalam ilahi, melainkan
sebuah rahmat ketuhanan yang diberikan-Nya kepada ummat manusia, khususnya
ummat islam.
Namun
demikian, sebagai upaya mendapatkan rahmat ketuhanan tadi, perlu kiranya
ditelusuri masalah pokok dan mendasar yang terkait dengan wahyu Tuhan ini.
Karena itulah kami menjadikan wacana ‘Ulu>m
al-Qur’a>n khususnya yang terkait dengan konsep wahyu menjadi fokus
kajian dalam makalah ini.
Oleh
karena itu, jika kita mengkaji literatur yang berbicara tentang ‘Ulu>m al-Qur’a>n, khususnya yang
terkait dengan konsep wahyu, tentu saja kita akan dapati kata al-wah}y, al-nuzu>l dan al-inza>l
telah dijadikan oleh para ulama sebagai istilah khusus untuk melukiskan konsep
wahyu dan proses pewahyuan kalam Allah baik pada tahap komunikasi vertikal maupun horisontal[1]
Konsep wahyu ini merupakan tema penting dalam wacana ‘Ulu>m al-Qur’a>n dan hingga kini masih menyisakan banyak
ruang bagi pemikiran Kreatif-spekulatif. Pembahasan mengenai konsep wahyu ini
tidak pernah berhenti diperdebatkan para ulama sejak dulu hingga saat ini.
Berbagai penjelasan mengenai konsep wahyu diatas, maka
penulis mengemukakan beberapa permasalahan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka
penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Apa pengertian wahyu?
2.
Bagaimana mengetahui proses turunnya wahyu?
3.
Bagaimana mengetahui konsep wahyu dalam berbagai perspektif?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Defenisi Wahyu
Wahyu
secara etimologi berarti petunjuk yang diberikan dengan cepat. Jika diambil makna
wahyu itu dari bentuk masdarnya (infinitif); maka mengandung dua pengertian
dasar, yaitu: tersembunyi dan cepat.[2]
S{ubhi S{a>lih} menyatakan bahwa
wahyu adalah pemberitahuan yang bersifat gaib, rahasia, dan sangat cepat[3]
Tetapi terkadang juga bahwa yang
dimaksudkan adalah al-mu>h}a>
yaitu pengertian isim maf‘u>l,
yang diwahyukan. Pengertian wahyu dalam arti bahasa meliputi:
1.
Ilham yang sudah merupakan fitrah bagi manusia, sebagaimana
wahyu yang diberikan kepada ibu Nabi Musa as. (Q.S. al-Qas}as}. 28/7).
!$uZøym÷rr&ur #n<Î) ÏdQé&
#ÓyqãB ÷br& ÏmÏèÅÊör& ( #sÎ*sù ÏMøÿÅz Ïmøn=tã ÏmÉ)ø9r'sù Îû ÉdOuø9$# wur Îû$srB wur þÎTtøtrB ( $¯RÎ) çnr!#u Å7øs9Î) çnqè=Ïæ%y`ur ÆÏB úüÎ=yößJø9$# ÇÐÈ
Terjemah:
Dan kami ilhamkan kepada ibunya Musa,
"Susuilah Dia (Musa) dan apabila engkau khawatir terhadapnya maka hanyutkanlah
dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan janganlah (pula) bersedih
hati, sesungguhnya kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah
seorang dari rasul.[4]
2.
Ilham yang berupa gharizah/insting, sebagaimana wahyu kepada
lebah. (Q.S. An-Nahl 16/68).
4ym÷rr&ur y7/u n<Î) È@øtª[$# Èbr& ÉϪB$# z`ÏB ÉA$t6Ågø:$# $Y?qãç/ z`ÏBur Ìyf¤±9$# $£JÏBur tbqä©Ì÷èt ÇÏÑÈ
Terjemah:
Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah:
"Buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat
yang dibikin manusia.[5]
3.
Isyarat yang cepat melalui rumus dan kode, seperti isyarat
Zakaria yang diceritakan dalam al-Qur’a>n. (Q.S. Maryam. 19/11).
yltsmú 4n?tã ¾ÏmÏBöqs% z`ÏB É>#tósÏJø9$# #Óyr÷rr'sù öNÍkös9Î) br& (#qßsÎm7y Zotõ3ç/ $|ϱtãur ÇÊÊÈ
Terjemah :
Maka dia keluar dari mihrab menuju
kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu
pagi dan petang.[6]
4.
Bisikan dan tipu daya setan untuk menjadikan yang buruk
kelihatan indah dalam diri manusia.
(Q.S. al-An‘a>m 6/121).
¨bÎ)ur úüÏÜ»u¤±9$# tbqãmqãs9
#n<Î) óOÎgͬ!$uÏ9÷rr&
öNä.qä9Ï»yfãÏ9
Terjemah :
Sesungguhnya
Setan-setan akan membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu.[7]
Sedangkan wahyu menurut epistimologi:
Ustaz Muh}ammad` Abduh mendefinisikan wahyu didalam Risa>lah al-Tau>hi>d sebagai ’’pengetahuan yang didapati
seseorang dari dalam dirinya dengan disertai keyakinan pengetahuan itu datang
dari Allah, baik dengan melalui perantara maupun tidak.
B. Proses turunnya wahyu
a.
Cara wahyu Allah turun kepada Malaikat:
Di
dalam al-Qur-an terdapat nash mengenai kalam Allah kepada para malaikat-Nya. (Q.S.
al-Baqarah 2/30).
øøÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar